PELOPOR KEBAIKAN DARI RUMAH


Tak terasa sudah menginjak bulan ke 3 sejak dikeluarkannya peraturan yang memaksa kita agar dirumah saja, dan hampir selama 3 bulan terakhir ini kita sudah tak bersua secara langsung. Hmm ternyata cukup lama ya? Aku harap semua kenangan masih tersusun rapi di memorimu.

Apakabar sahabat! Bagaimana Ramadanmu tahun ini? Tak terasa Ramadan akan meninggalkan kita dalam hitungan hari. Bukankah waktu berlalu begitu cepat sahabat. Sudah berapa lembar juz yang kau baca dan berapakali kau telah langitkan doa dalam setiap sujudmu? Ah ingin rasanya berbincang dengan mu secara langsung, membahas semua mimpi yang pernah kita urai dan tentang semua kegiatan yang dilakukan  selama 3 bulan ini. Namun, demi upaya untuk memutus rantai penularan Covid-19, secara terpaksa membuat kita harus meredam rasa bosan dan suntuk yang tiap hari kian muncul. Ingin merefresh pikiran dengan pergi berlibur serta berjalan dengan santai di ruang publik, namun semua itu tak sanggupku lakukan kawan. Ah sudahlah memang beginii keadaannya, bukankah hal ini salah satu bentuk ikhtiar yang bisa ku lakukan?

Biarlah Ramadan kali ini kita mengalah dan pasrah pada keadaan, bukan berarti kita terpuruk dan bermalas-malasan meratapi keadaan ini. Justru, saat ini adalah situasi bagus untuk kita menghabiskan waktu dengan keluarga tercinta. Bukankah hal ini merupakan momentum yang baik dan menyenangkan, karena waktu berbincang bersama keluarga menjadi lebih lama dan dengan keadaan pandemi seperti saat ini kita mampu memecah celengan rindu ketika berada jauh dari kedua orang tua. Hal-hal kecil inilah yang patut kita syukuri dan renungkan, saat banyak orang-orang diluar sana justru belum mampu untuk kembali pulang dan berkumpul dengan keluarga. Bukan karena tidak mau untuk pulang, tetapi karena keadaan yang memaksanya seperti itu, mereka harus mengabdikan diri kepada negara untuk mengawal kasus pandemi ini di garda terdepan. Maka patut kita syukuri karena telah diberikan waktu untuk dapat bercengkrama dengan keluarga saat pandemi dan pergunakanlah waktu itu dengan baik, karena tidak dapat terulang kembali.  

Selain itu, masih banyak lagi hal positif lain yang dapat kita petik dari cobaan pandemi ini. Meskipun  kita sedang diuji karena adanya COVID-19, tetapi kita harus tetap memanfaatkan waktu sebaik mungkin selama karantina. Contohnya menebar kebaikan dari rumah, kapan lagi dengan berdiam diri dan rebahan kita saat ini justru dapat membantu dunia untuk memutus penyebaran virusnya? Kapan lagi rebahan kita dinilai sebagai hal luar biasa, saat sekarang ini banyak orang- orang Aneh yang berkeliaran tidak jelas diluar sana. Sebal saya melihat, disuruh dirumah malah bergerombol diluar dan melanggar protokol kesehatan. Maka tunjukanlah kebaikan kalian dengan dirumah saja, belajar dirumah, fokus mendekatkan diri kepada Allah swt, tadarus dirumah, tarawih dirumah, kuliah dirumah, bermain dirumah, berkebun dirumah, dan berbagipun dari rumah. Menyenangkan bukan?  

Kuceritakan sedikit tentang kebaikan dari rumahku, saat diluar sana orang-orang berbondong-bondong menjual masker miliknya dengan harga yang melambung tinggi dan tak ada akhlak. Disini, dirumahku, ibuku justru membagikan masker yang ia jahit sendiri. See? Saya kagum sekaligus terharu, meski pandemi ini membuat penghasilan ibu saya berkurang namun tidak menutup keinginannya untuk selalu berbagi. Bagi beliau uang memang bisa digunakan untuk membeli kebutuhan dan perlengkapan sehari-hari. Tetapi rasa kemanusiaan tidak dapat dibeli oleh siapapun dengan uang. Bukankah dengan kita berbagi, insyaallah Allah swt. akan menggantinya dengan yang lebih baik.


Hal tersebut merupakan salah satu contoh kebaikan yang terjadi dari rumahku, kebaikan lainnya masih banyak yang bisa dilakukan apalagi saya sebagai mahasiswa.  Akibat adanya pandemi ini, perkuliahan juga dirumahkan. Rasanya pikiran cukup lelah karena tugas-tugas yang menemani tiap hari, katanya sih "Kuliah Online" ini memang berbeda dari kuliah offline. Capek? Lelah? Rebahan terus? atau bosen cuma bisa keliling lingkup rumah aja. Dah gapapa, sementara ini biar seperti itu dulu ya, belajar apa saja di rumah, kerjakan smeua tugas dari rumah bikin vlog juga dari rumah. Biarpun membosankan tapi hal itu sebagai bentuk ikhtiar kita untuk memutus rantai penularan Covid-19. Nanti jika waktunya tepat, kita keluar kandang dan main bareng lagi saat kondisi sudah aman. Biarpun lelahmu datang semoga pundakmu selalu dikuatkan untuk menebar kebaikan, terutama di bulan Ramadan kali ini. Mari langitkan doa, agar cobaan ini segera berakhir.

Pesanku untuk kalian yang membaca. Apapun perasaanmu saat ini, biarlah ramah tetap menjadi identitasmu dan semoga senyum simpulmu selalu menghiasi bibirmu. Bosen boleh, tapi jangan pernah putus asa yaa. Untuk teman dan para perjuang Covid-19 garda depan yang tak bisa pulang ke kampung halaman, aku bangga pada kalian. Kalian hebat mampu menahan rindu yang membuncah, tapi tetap tak memaksa untuk pulang. Sabar ya, doa orang rumah selalu menyertai kalian yang diperantauan. Untuk kalian yang masih dirumah aja dan meredam ego untuk berada pada keramaian dan tetap menerapkan protokol kesehatan saat di ruang publik, kamulah pelopor kebaikan sesungguhnya.

 

“ Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition “Ceritaku dari Rumah” yang diselenggarakan oleh Ramadan Virtual Festival dari Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.”

#CeritakuDariRumahDDSulsel

#BlogCompetitionCeritakuDariRumah

#LawanPandemi

#Ramadantahun2020

Komentar

Postingan Populer